Perkenalkan, nama saya Christopher Julio. Saya beserta rekan saya, Samuel Tjan, mengikuti perlombaan tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yaitu FTRG (Food Technology Rally Games) dengan tema “The Processing and Technology of Tea”. FTRG merupakan perlombaan yang bertujuan untuk menarik minat siswa-siswi SMA dalam mempelajari seluk-beluk pengolahan makanan serta berbagai teknologi yang digunakan dalam proses tersebut. Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan cerita dan pengalaman saya dari awal mengikuti perlombaan ini, hingga berhasil membawa pulang gelar Juara II FTRG 2021.

Perlombaan ini dilaksanakan selama 2 hari, dan terbagi atas 2 babak yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 Maret 2021. Kami bertanding bersama 14 tim lainnya, yang berasal dari SMA di seluruh Jawa Timur. Untuk itu, persiapan yang baik sangat diperlukan demi kelancaran kami saat berlomba. Saya beserta rekan saya sudah mempersiapkan diri, yaitu dengan mempelajari silabus yang diberikan, juga mempersiapkan fisik dan mental dengan baik, supaya performa kami pada hari-H nanti bisa benar-benar maksimal. FTRG tahun ini dilaksanakan secara online sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Namun demikian, kami tetap merasa tertantang dan bersemangat dalam mengikuti lomba ini.

Jumat, 19 Maret 2021, merupakan hari di mana babak pertama akan dimulai. Babak pertama dilaksanakan berupa rally games yang terdiri atas pos-pos permainan yang harus dilalui oleh setiap tim yang bertanding. Setiap pos memiliki tantangan dan kejutannya masing-masing. Berawal dari pos-pos yang menguji pengetahuan kami seputar mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, serta seputar teh dan pengolahannya. Kemudian, berlanjut ke pos-pos lain berisikan teka-teki yang memaksa kami untuk memutar otak dan think outside the box, sampai kepada pos-pos yang menuntut kami untuk beraktivitas secara fisik. Namun tantangan tidak hanya berhenti di sini, karena setiap kali kami menyelesaikan tantangan di pos-pos yang ada, berbagai soal sudah menanti di pos selanjutnya untuk dikerjakan. Soal-soal tersebut menguji pengetahuan kami mengenai teh dan pengolahannya. Meskipun diadakan secara online, aura persaingan yang ketat tetap terasa pada FTRG tahun ini. Semua tim berlomba untuk melaksanakan setiap permainan dan tantangan dengan semaksimal mungkin, demi mendapatkan poin yang akan menentukan peringkat tim mereka nanti. Di akhir hari pertama, tim kami berhasil memperoleh 1321 poin. Puji Tuhan, poin tersebut menempatkan kami pada peringkat 5 dari total 15 tim yang bertanding.

Sabtu, 20 Maret 2021, merupakan hari yang akan menentukan nasib kami. Saya dan Samuel betul-betul mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, supaya dapat menaikkan peringkat tim kami. It’s all or nothing. Take the risk, or lose the chance. Hanya selangkah lagi dari menjadi pemenang, begitulah yang tertanam dalam pikiran kami. Babak final pada hari kedua didominasi oleh permainan tanya jawab yang menguji pengetahuan kami. Pada awalnya, kami sempat mengalami ketertinggalan karena tim lain menjawab pertanyaan lebih cepat dibandingkan kami. Kami bahkan mulai down dan timbul keinginan untuk merelakan babak ini saja.

Kesempatan tidak datang dua kali. Orang yang menyerah tidak akan pernah menang. Kalimat tersebut terlintas dalam pikiran kami, mengembalikan semangat kami dalam berkompetisi dan bersaing untuk menjadi pemenang. Perlahan-lahan kami mulai menyusul dan menjawab pertanyaan dengan benar berkali-kali. Babak final pun selesai dan kami pun menunggu pengumuman juara dari panitia. Kami menyerahkan seluruh usaha dan perjuangan kami ke dalam tangan Tuhan. Kami sudah menghadapi, melewati rintangan demi rintangan, dan sudah melakukan yang terbaik. Sekarang biarlah kehendak Tuhan saja yang terjadi.

Kebahagiaan dan rasa syukur pun tidak terbendung, ketika nama kami dan nama sekolah disebutkan oleh panitia sebagai peraih Juara II FTRG 2021, dengan total 1431 poin yang didapat sejak babak pertama. Kami berhasil naik 3 peringkat dari posisi awal kami pasca babak pertama. Dengan demikian, ini adalah keempat kalinya SMA Kristen Petra 4 berhasil meraih juara semenjak dilaksanakannya lomba FTRG. Tentu semua ini terjadi bukan karena kemampuan kami semata, tetapi semua berkat pertolongan dari Tuhan. Jika bukan karena-Nya, kami tidak akan pernah bisa lolos sampai ke tahap ini. Selain daripada itu, dukungan yang diberikan oleh orang tua, teman-teman, sekolah, serta guru-guru juga tidak dapat kami lupakan, mengingat betapa berartinya mereka bagi kami. “Kulakukan yang terbaik, Tuhan yang selebihnya.”

Oleh : Christopher Julio (XI IPA 1)

Sport
Excellent Life Skills
Korean Class

SMA KRISTEN PETRA 4